Teknologi pesawat tanpa awak atau UAV (Unmanned Aerial Vehicles) untuk melakukan pemetaan dengan membawa sensor kamera merupakan salah satu cara mendapatkan gambaran mengenai kondisi permukaan tanah. Sekarang ini, teknologi UAV semakin berkembang dengan cepat. Pesawat UAV atau drone tidak hanya dapat membawa sensor kamera saja, tetapi juga sensor lidar (Light Detection and Ranging). Sensor LIDAR merupakan pemindaian laser yang menghasilkan data 3 dimensi berupa point cloud. LIDAR adalah sensor aktif yang dapat memancarkan laser infrared dan mengukur respon pantulan Kembali ke sensor. Apabila dikombinasikan dengan penentuan lokasi yang presisi dan informasi kecepatan, maka dapat digunakan untuk mengukur detil topografi dengan ketelitian tinggi.
Penggunaan teknologi UAV untuk pemetaan memiliki beberapa keunggulan diantaranya pengoperasian yang mudah, proses yang cepat dan efesien. Pemetaan dengan wahana UAV juga dapat mengurangi biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk akuisisi data. Akuisisi data LIDAR dengan UAV tidak perlu menggunakan pesawat terbang berawak yang cukup menyita biaya dan tidak perlu menggunakan perizinan khusus dengan ketentuan bahwa ketinggian terbang masih berada pada batas tinggi terbang yang diperbolehkan.
PT. Rifaya Geo teknologi melakukan pemetaan foto udara dan survey topografi menggunakan LIDAR di Daerah Kabupaten Morowali. Pada pemetaan foto udara dan LIDAR ini menggunakan teknologi Drone sebagai wahana, dan LIDAR serta kamera RGB sebagai alat akuisisi. Akuisisi data ini bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi terkait topografi di kabupaten morowali dan digunakan sebagai tahap perencanaan dalam pembangunan.
Pemetaan foto udara serta LiDAR dilakukan secara bertahap. Tahap awal yang dilakukan adalah pengukuran GNSS pada titik Bench Mark (BM) dan Ground Control Point (GCP). Patok Benchmark (BM) dibuat sebagai titik tetap untuk menunjukan posisi (X,Y) dan ketinggian (Z) pada suatu lokasi yang digunakan sebagai titik control. GCP digunakan untuk mengoreksi distorsi pada citra satelit atau drone dan memperbaiki akurasi pemetaan.
Keluaran dari pemetaan foto udara dan LiDAR ini adalah foto udara yang berbentuk Mozaik Orthophoto, Data Kontur dengan interval 1 meter, Data Digital Surface Model (DSM), dan Data Digital Terrain Model (DTM). Fungsi Kontur menghasilkan garis kontur dengan menggabungkan titik-titik dengan elevasi yang sama dari set data elevasi raster. DSM berguna dalam pemodelan 3D untuk telekomunikasi, perencanaan kota dan penerbangan.