rGeotek

Mencari Lokasi Tambang Batubara Dengan Memanfaatkan Keilmuan Survey Geologi

Persiapan Pemetaan Batubara

  Sebelum melakukan pemetaan batubara, sangat penting bagi seorang geologist untuk melakukan studi geologi regional yang biasanya diterbitkan oleh Pusat Pengembangan dan Penelitian Geologi berlokasi di Kota Bandung, Jawa Barat. Setelah mempelajari sebaran batuan dan jenis formasi batuan dengan deskripsinya selanjutnya, melakukan pemetaan geologi lokal yang bertujuan untuk mengetahui lebih rinci dengan skala yang telah ditentukan misalnya 1:25.000 – 1:10.000. Namun, ada hal-hal yang harus dilakukan sebelum proses ekplorasi dengan pemetaan ke lapangan yaitu melengkapi data-data yang mendukung di lapangan seperti data peta geomorfologi.

Gambar I. 1 Peta Geologi Regional daerah yang akan dilakukan penelitian.

Pembuatan Peta Geomorfologi

  Peta ini dibuat didasarkan pada tiga aspek yaitu, aspek morfometri (perhitungan kemiringan lereng), morfrografi (bentukan muka bumi), dan morfogenetik (asal pembentuk bumi). Studi kasus, yang ada disini peta geomorfologi daerah Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu. Geomorfologi sangat penting dalam tahap eksplorasi, supaya ketika kelapangan dalam melakukan manajemen pemetaan bisa lebih efektif.

Gambar I. 2 Peta geomorfologi peranap dan daerah sekitarnya.

Dari peta ini dapat dibagi menjadi tiga geomorfologinya yaitu dataran landai, pedataran rendah landai, dan pedataran rendah agaj curam. Dari hal ini saja sudah dapat diinterpretasi secara mentah bahwa kemungkinan lapisan batubara ini akan memiliki kemiringan batuannya yang relatif landai yaitu 5 – 10 derajat.

 

Pembuatan Peta Sebaran Batuan

Peta sebaran batuan merupakan data singkapan yang dideskripsi dan diperoleh dari lapangan kemudian di-plot dalam peta dua dimensi untuk memberikan informasi jenis dan arah penyebaran batuan.

 

Gambar I. 3 Peta sebaran batuan daerah Peranap dan sekitarnya.

Informasi yang ada dalam gambar di atas menjelaskan bahwa lokasi kavling penelitian terdapat batupasir yang kontak dengan batulempung, batulempung, dan batupasir, dengan penyebaran batuan tersebar di area tengah kavling. Selain itu, dari peta ini dapat dilihat bahwa persebaran batuannya berarah Baratlaut-Tenggara.

 

Pembuatan Peta Geologi

  Setelah pembuatan peta sebaran batuan, selanjutnya melakukan analisis geologi. Dalam peta ini mencangkup ilmu sedimentologi, stratigrafi, geologi struktur, dan sejarah geologi. Interpretasi dari hasil peta sebaran batuan dapat dibagi menjadi 2 satuan yang membawa batubara, yaitu Satuan Batupasir (Tpbp) dan Satuan Batulempung (Tpbl). Sedangkan satunya lagi merupakan Satuan Alluvium (Qa), yang merupakan endapan resen.

Gambar I. 4 Peta geologi lokal daerah Peranap dan sekitarnya.

Selain 3 satuan yang ada dalam peta ini, penulis membuat interpretasi berdasarkan bukti dilapangan dan juga data geologi struktur sebelumnya yang diteliti oleh Badan Geologi, bahwa didaerah ini kemungkinan ada patahan mendatar yang mengiri. Selanjutnya, dari peta ini dapat dijelaskan bahwa keterbentukan yang paling tua ke yang paling muda yaitu Satuan Batupasir (Tpbp) kemudian Satuan Batulempung (Tpbl), dan terakhir Satuan Alluvium (Qa).

            Secara umum batubara di lokasi kavling ini memiliki kemiringan lapisan yang kecil yaitu kisaran 5 – 11 derajat, sehingga keterdapatan batubara ini harus di kupas terlebih dahulu agar tersingkap dengan baik. Sebab, apabila hanya berfokus eksplorasi di daerah lembahan akan sangat sulit ditemukan karena beberapa sungai murni sudah tertimbun material sawit, atau banyak sungai-sungai kecil yang merupakan sumber irigasi lahan kebun sawit.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top